Mawar Dalam Pandangan
Mawar Hitam |
Aku
selayaknya seorang manusia yang takkan pernah bisa menentang takdir, sekali
berbuat maka itulah resikonya. Tepat pagi itu hanya ada ketakutan akan perbuatan
yang aku lakukan. Akankah semuanya berhasil atau tidak, ku beranikan untuk
tetap berjalan maju. Hal yang pertama ku temui adalah seorang teman yang
membuatku jengkel sejengkel-jengkelnya. Tapi itulah takdirku untuk bertemu
dengannya. Selang beberapa saat hanya ada kekuatan di kepala ini untuk menahan
nafsu amarah, aku hanya berpikir sampai kapan diri ini harus selalu bertengkar
hanya karna teman tak disuka.
Nafas lega mengantarkanku keluar
dari neraka dunia, langkahku semakin dekat kepada akhir cerita. Hal yang
pertama ku jumpa adalah keseriusan untuk bekerja, tanpa ada bantuan apapun dari
seorang teman aku dilontang-lantingkan bak sebuah gantungan kunci. Semua teman
yang seharusnya disampingku, berdiri seperti pria tegar disamping wanitanya dan
meninggalkanku sendiri di dalam sandiwara. Mungkin ini nasib akhirku, sambutan
hangat yang berharga mengakhiri usaha yang tak tersiasiakan. Semua mata tertuju
pada sebuah karya kita, di nafasku yang masih terengah-engah pandangan ini
sesaat menatap seorang teman.
Dengan penuh keraguan aku yakinkan
pandanganku, benarkah itu dia, jantung yang telah kusam seolah geriginya
kembali menyambar. Ketika aku tahu di temanku mataku tak bisa teralihkan
darinya. Aku berteriak keras sekeras-kerasnya hingga dunia tak bisa
mendengarnya. Ingin ku katakan hal terbaik padanya tapi keberanian ini tertahan
begitu saja oleh rasa takut. Entah dari mana rasa takut itu berasal, setiap
kali berhadapan hanya penderitaan batin yang kurasakan.
Tiba dipengujung cerita kedua kaki
mengantarkanku keluar dari dunia jenaka itu, aku dibuat pusing akan keadaan.
“Ini hari terakhir dari pengelihatanmu”, kelemahanku di saat melihat memaksaku
bekata “pergilah dan temui duniamu sendiri”. Senangkan hatimu dengan melihat
sebuah hal yang kau suka terbang dalam dunianya. Berpikirlah menjadi seorang
yang tiada pernah putus asa. Jika ini akhir dari pengelihatanmu maka bangunlah
sesungguhnya suatu saat nanti kedua mata itu akan terbuka lagi.
Jadi jika ada seorang yang tersenyum
padamu, senyumlah padanya tapi jika kau tersenyum jangan pernah mengharapkan
dia juga akan tersenyum padamu. Mungkin itu derita untukmu tapi ubahlah derita
itu menjadi tiang yang menopang hidupmu.
Comments
Post a Comment
Gunakan sisa dari hidup untuk yang terbaik!!!